Jumat, 07 Maret 2014

Larutan (Solutio)

larutan (solutio)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Dalam dunia farmasi terdapat berbagai macam sediaan yang berbentuk cair. Baik berupa larutan, suspensi, dan emulsi yang sengaja dibuat untuk mempermudah  pasien dalam meminum obat baik pada orang dewasa maupun pada anak-anak yang seringkali mendapatkan kesukaran dalam menelan obat berupa padatan ataupun sediaan tablet, pil, dan sebagainnya. Oleh karena itu jika berbicara mengenai obat-obatan tidak terlepas dari berbagai macam bentuk sediaannya yang kerap diperbincangkan, akan tetapi bagaimana kenyamanannya untuk diminum bagi setiap pasien terutam bagi anak-anak yakni sediaan yang berupa larutan (solutio).
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia terlarut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Diantaranya solution dan mixtura tidak ada perbedaan yang pokok. Oleh karena itu molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan dalam bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan kesenjangan dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan di encerkan atau dicampur.
Proses pembuatan bentuk sediaan obat didasarkan atas sifat-sifat fisik dan kimia  bahan obat. Sifat fisik bahan obat meliputi bentuk Kristal, hablur, bubuk, tablet, bahan kental misalnya ekstrak kental, atau bahan setangah padat misalnya lanolinum atau adeps lanae, higroskopik atau tidak, berwarna atau tidak, ( pada umumnya bahan obat berwarna putih). dan berat jenisnya. Sifat kimia bahan obat meliputi hal-hal sebagai berikut yaitu bahan menguap atau tidak, kestabilan dan kelarutan terutama untuk bentuk sediaan cair. Selain sifat-sifat tersebut, jumlah bahan obat (dalam bobot/volum ) juga berpengaruh dalam urutan mencampur. Sediaan dalam bentuk cair harus memenuhi 2 persyaratan yaitu homogen dan stabil.
Larutan atau sediaan cair dibuat dan digunakan karena efek tertentu dari zat obat yang ada. Dalam sediaan ini zat obat umumnya diharapkan memberikan efek sistemik. Kenyataan bahwa obat-obat itu diberikan dalam bentuk larutan, biasanya  berati bahwa absorpsinya dalam sistem saluran cerna kedalam sirkulasi sistemik dapat diharapkan terjadi lebih cepat dari pada dalam bentuk sediaan suspensi atau padat dari zat obat yang sama.
Dalam larutan yang diberikan secara oral biasanya terdapat zat-zat terlarut lain selain dari bahan obat. Bahan-bahan tambahan ini biasanya meliputi pemberi warna, pemberi rasa, pemanis, atau penstabil larutan. Dalam penyusunan formula atau pencampuran suatu larutan farmasi, ahli-ahli farmasi harus memamfaatkan keterangan tentang kelarutan atau kestabilan dari masing-masing  zat terlarut yang ada dengan memperhatikan pelarut atau sistem pelarut yang digunakan. Ahli farmasi harus berhati-hati menghadapi penggunaan kombinasi obat atau bahan-bahan farmasi yang akan menimbulkan interaksi kimia atau fisika yang akan mempengaruhi mutu terapeutik dan stabilitas farmasetik produk.
Untuk larutan dengan zat terlarut tunggal dan terutama untuk larutan dengan zat terlarut yang banyak macamnya, ahli farmasi harus mengetahui sifat-sifat kelarutan yang khas dari zat terlarut dan ciri-ciri melarutkannya dari pelarut farmasi tertentu. Setiap bahan kimia mempunyai kelarutan sendiri-sendiri dalam pelarut yang digunakan seperti dalam buku referensi dicantumkan kelarutan yang tepat dari bahan obat dalam pelarut yang lazim.
Pembuatan larutan ini juga bertujuan untuk memudahkan dalam penggunaanya khususnya pada pasien yang kesulitan menelan yablet dengan utuh, terutama pada anak-anak yang sukar menelan. Selain itu ada beberapa factor pembuatan sediaan larutan yaitu disolusi ,didefinisikan sebagai proses dimana sesuatu zat padat masuk kedalam pelarut menghasilkan suatu larutan. Secara sederhana, disolusi adalah proses dimana zat padat melarut. Secara prinsip dikendalikan oleh afinitas antara zat padat dengan pelarut. Dalam penentuan kecepatan disolusi dari berbagai bentuk sediaan  padat terlibat berbagai proses disolusi yang melibatakan zat murni. Karakteristik fisik sediaan, proses pambahasan sediaan, kamampuan penetrasi media disolusi kedalam sediaan, proses pengembangangan, proses disentegrasi, dan degradasi sediaan, merupakan sebagian dari faktor yang mempengaruhi karakteristik disolusi obat dari sediaan.
Lepasnya suatu obat dari sistem pemberian meliputi factor disolousi dan difusi. Laju disolusi adalah sebagai salah satu factor yang meliputi dan mempengaruhi pelepasan obat.
Oleh karena itu, pembuatan larutan tidak hanya untuk oral tetapi lebih berkembang lagi sehingga memudahkan pasien dalam menggunakannya atau memilih misalnya : larutan topikal, injeksi, tetes mata, infusa dan gargarisma.
Tetapi ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam pembutan larutan, misalnya cara melarutkan, factor yang mempengaruhi kelarutan, dan perhitungan dosisnya maupun bahannya dan akan lebih diulas dalam landasan teori dalamlaporan ini.
           
B. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN PERMASALAHAN
1.      Solutio Acidi Borici
a.     Permasalahan
-       Menentukan kadar acidi borici dalam larutan
b.    Penyelesaian permasalahan
-       Kadar acidi borici dalam larutan dapat dihitung dengan melihat komposisi   
     yang tertera pada resep :
     Acidum boricum 3 g
            Aquadest ad       100 g
Sehingga dapat diketahui bahwa kadar acidi borici adalah :
   x10o g = 3 gram dalam 100 g larutan




    
2.      Solutio Champorae spirituosa
a.     Permasalahan
-       Solutio dengan pelarut non aqua
-       Mengubah berat pelarut kevolume
b.    Penyelesaian permasalahan
-       Pelarut yang digunakan adalah alkohol 96%
-       Untuk mengubah berat pelarut ke volume, dapat menggunakan berat jenis
3.      Solutio Iodii Aquosa
a.       Permasalahan
-       Bahan aktif yang sukar larut dalam air
b.      Penyelesaian permasalahan
-       Dibentuk kompleks yang dapat larut dalam air, dapat dilakukan dengan penambahan KI yang akan terjadi senyawa rangkap yang mana pula dalam pembuatan larutan adanya fakto-faktor yang mempengaruhi yakni pembentukan senyawa kompleks.
4.      Solutio Potio Alba
  1. Permasalahan
-          Solutio Formula Officinalis
-          Mengganti minyak menguap menjadi aqua aromatiqa
-          Meracik SASA dalam sediaan cair
  1. Penyelesaian permasalahan 
-          Solutio Formula Officinalis yaitu resep yang dikerjakan dengan melihat buku literatur-literatur
-          Meracik oleum menthae pip menjadi Aqua menthae pip
-          Menimbang SASA setelah dinding botol dilapisi dengan sirup simpleks.

5.      Solutio Gargarismakan
  1. Permasalahan
-          Melarutkan zat yang akan mengendapkan kembali bila ada pengenceran  (ZnCl2)
-          Mengetahui persyaratan solutio (ZnCl2)
  1. Penyelesaian permasalahan
-           ZnCl2 merupakan senyawa yang akan mengendap kembali apabila dilarutkan dalam air. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya pengendapan kembali ZnCl2 dimasukkan terakhir kedalam  larutan dan dikocok kembali
-          Untuk mengetahui persyaratan solutio (ZnCl2) lihat di Formularium Nasional, hal. 304

6.      Eliksir paracetamol
a.       Permasalahan
-
b. penyelesaian permasalahan
-


BAB  II
LANDASAN TEORI

A.    Pengertian Larutan
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu jenis obat atau lebih dalam pelarut air suling kecuali dinyatakan lain, dimaksudkan untuk pemakaian obat dalam, obat luar atau untuk dimasukkan dalam rongga tubuh.
-          Menurut FI Edisi III hal 32, Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling.
-          Menurut FI Edisi IV hal 15, Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia terlarut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.
Jadi, larutan adalah sediaan cair yang dibuat dengan melarutkan satu jenis obat atau lebih dalam pelarut, dimaksudkan untuk digunakan sebagai obat dalam, obat luar atau untuk dimasukkan ke dalam rongga tubuh.
Berdasarkan bentuk sediaan larutan dapat digolongkan menurut cara pemberiannya, yakni sebagai berikut :
1.      Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air.
2.      Larutan topikal adalah larutan yang biasanya mengandung air tetapi seringkali mengandung pelarut lain, seperti etanol dan poliol.
3.      Larutan otik adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan pendispersi, untuk penggunaan pada telinga luar.
4.      Spirit adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat mudah menguap, umumnya merupakan larutan tunggal atau campuran bahan.
5.      Tingtur adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia.
6.      Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dengan kadar tinggi. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai sirup simpleks.
      Sediaan obat berbentuk larutan :
·         Menurut kimia fisik banyak sediaan obat yang dapat digolongkan sebagai larutan tetapi di dalam farmasetika tidak di sebutkan sebagai sediaan larutan. Misalnya :sirup, spiritus, eliksir, air aromatic, tingtura, ekstrak encer, infusa, imunoserum.
·         Biasanya bentuk sediaan diatas hanya disebut sebagai golongan sediaan bentuk cair.sedangkan istilah larutan untuk farmasetika hanya dibatasi pada :
a.       Solutiones : bila zat kimia terlarut hanya satu. Contohnya : Garamycin Ophtalmic 0,5% solution untuk mengobati permukaan mata yang terinfeksi mikroorganisme.
b.      Mixture yaitu bila zat kimia terlarutnya banyak. Contohnya : mixture brometorum yaitu mengandung natrium bromide,kalium bromida,dan ammonium bromide.
B.     Monografi Bentuk Sediaan Larutan
Larutan (solutio dan mixture)
1.      Eliksir :  sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, selain obat mengandung juga zat tambahan seperti gula atau zat pemanis lain, zat warna, zat pewangi dan zat pengawet, dan digunakansebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama eliksir adalah etanol.
2.      Sirup :sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa, kecuali dikatakan lain. Kadar kadar sakarosa tidak kurang dari 64.0% dan tidak lebih dari 66,0%.
3.      Infusa : sediaan cair yang dibuat dengan menyari simsplisia nabati dengan air pada suhu 90 derajat C selama 15 menit.
4.      Air aromatic : sediaan cair yang mengandung bahan berbau harum (minyak atsiri)yang pelarutnya air.
5.      Spiritus aromatik : sediaan cair yang mengandung minyak atsiri yang pelarutnya alkohol (spritus lavandel, spititus)

C. Komposisi Sediaan Larutan
1.      Zat aktif / obat (solut)
2.      Bahan pelarut (solvent)
3.      Pada larutan oral biasanya diberi bahan tambahan
-          Pewarna (metilen blue), pemberi rasa (orange oil, menthol) pemanis (sorbitol, sukrosa).
4.      Penstabil larutan
5.      Kadang-kadang juga dimasukkan bahan pengawet (metal paraben, asam benzoat). Bahan pengawet tidak diberikan pada larutan untuk mata yang digunakan selama operasi atau mata trauma.

D. Pembagian Larutan Berdasarkan Jumlah Zat Terlarut
1.      Larutan jenuh : suatu larutan dimana zat terlarut berada pada fase kesetimbangan (jumlah  maksimum) yang dapat dilarutkan oleh zat pelarut.
2.      Larutan  tidak jenuh : suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi di bawah konsentrasi yang dibutuhkan untuk penjenuhan sempurna pada temperature tertentu. Yang dapat dibagi lagi atas larutan encer dan larutan kental (dekat kejenuh)
3.      Larutan  lewat jenuh : suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak daripada yang seharusnya ada pada temperature tertentu. Terdapat juga zat terlarut yang tidak larut.
  
E. Pembagian larutan secara umum
1.      Larutan sederhana : larutan yang hanya terdiri dari satu jenis zat terlarut
2.      Larutan campuran : larutan yang terdiri dua jenis atau lebih zat terlarut
3.      Larutan stok :larutan yang dibuat sebagai bahan/ pelarut pada pembuatan resep.
Berdasarkan tujuan penggunaannya larutan dibagi menjadi :
1.      Larutan Steril, meliputi larutan untuk pemakaian luar. Semua alat yang digunakan dalam pembuatan larutan steril, termasuk wadahnya, harus betul-betul bersih sebelum digunakan. Obat dilarutkan dalam pelarut yang tersedia dan larutan dijernihkan dengan menyaring, masukkan dalam wadah yang kemudian ditutup dan sterilkan dengan cara sterlisasi yang sesuai. Larutan steril yang digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada Injectiones. Wadah harus dapat dikosongkan dengan cepat. Kemasan boleh lebih dari 1 liter. Larutan steril harus memenuhi syarat uji sterilitas yang tertera pada Farmakope Indonesia.
2.      Larutan nonsteril, meliputi larutan untuk obat dalam, baik obat larutan yang langsung diminum atau pun larutan yang harus diramu lebih dahulu. Selama pembuatan harus diperhatikan agar sedapat mungkin harus dihindarkan terjadinya kontaminasi jasad renik.
3.      Larutan antiseptikum mudah sekali dicemari jasad renik yang telah resistan.
Karena itu dalam pembuatan larutan ini harus diperhatikan hal berikut :
  • Larutan harus dibuat menggunakan air suling atau air yang baru saja dididihkan dan wadah yang digunakan harus betul-betul bersih, lebih baik disterilkan labih dahulu, tutup gabus jangan digunakan.
  • Larutan ini tidak boleh digunakan lebih lama dari satu minggu sejak tutupnya telah dibuka pertama kali.
     


F. Istilah-Istilah Kelarutan
Berikut adalah istilah-istilah kelarutan yang digunakan :
Istilah kelarutan
JumLah bagian pelarut yang diperlukan untuk melarutkan
Sangat mudah larut
Kurang dari 1
Mudah larut
1 – 10
Larut             
10 – 30
Agak sukar larut
30 – 100
Sukar larut
100 – 1000
Sangat sukar larut
1000 – 10.000
Praktis tidak larut
Lebih dari 10.1000

G. Keuntungan Dan Kerugian Larutan
§  Kerugian sediaan larutan
  1. Larutan bersifat voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk diangkut dan disimpan. Apabila kemasan rusak, keseluruhan sediaan tidak dapat digunakan.
  2. Stabilitas dalam bentuk larutan biasanya kurang baik dibandingkan bentuk sediaan tablet atau kapsul, terutama jika bahan mudah terhidrolisis.
  3. Larutan merupakan media ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme, oleh karena itu memerlukan penambahan pengawet.
  4. Ketetapan dosis tergantung pada kemampuan pasien untuk menakar.
  5. Rasa obat yang kurang menyenangkan akan lebih terasa jika diberikan dalam larutan dibandingkan dalam bentuk padat. Walaupun demikian, larutan dapat diberi pemanis dan perasa agar penggunaannya lebih nyaman.
§  Keuntungan sediaan larutan :
  1. Lebih mudah ditelan dibanding bentuk padat sehingga dapat digunakan utnuk bayi, anak-anak, dan usia lanjut.
  2. Segera diabsorbsi karena sudah berada dalam bentuk larutan sehingga tidak mengalami proses disintegrasi dan pelarutan.
  3. Obat secara homogen terdistribusi ke seluruh sediaan
  4. Mengurangi resiko iritasi pada lambung oleh zat-zat iritan karena larutan akan segera diencerkan oleh isi lambung.
  5. Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah digunakan.










BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.    RESEP NO.1


Dr. Dio Pratama.SIP 007/IDI/00
Jln. Jarak 23 Telp.58474565

R/ Solutio Acidi Borici 100
      S. Untuk kompres kaki
Pro : Rindi
 





B.     KELENGKAPAN RESEP

















            Keterangan :
·         R/        : Recipe           : Ambillah
·         S          : Signa             : Tandai
·         Pro       : Propere          : Untuk

C.     URAIAN BAHAN
Solutio Acidi Borici (FN Hal.10)
Komposisi. Tiap 100 mL mengandung :
-          Acidum boricum               3 gram
-          Aqua destillata hingga      100 mL

1.      ACIDUM BORICUM (FI. Edisi III Hal.49)
Nama resmi            : ACIDUM BORICUM
Nama sinonim        : Asam  borat, Asam ortoborat
Rumus molekul      : H3BO3
Berat molekul        : 61,83
Pemerian                :  Hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilap  tidak berwarna; kasar; tidak berbau; rasa agak  asam dan pahit kemudian manis
Kelarutan               :  Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih,dalam 16 bagian etanol (95 %)p dan     dalam 5 bagian gliserol p
Penyimpanan         :  Dalam wadah tertutup baik
Khasiat                  :  Antiseptikum ekstern (obat yang digunakan untuk mencegah luka luar agar tidak membusuk)

2.      AQUADEST ( FI.Edisi III Hal.96 )
Nama resmi            : AQUA DESTILLATA
Nama sinonim        : Air suling, Air murni
Rumus molekul      : H2O
Berat molekul        : 18,02
Pemerian                :  Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik
Penggunaan           :  Zat tambahan, pelarut
                              
D.    PERHITUNGAN BAHAN
-          Asam borat      :   x10o g = 3 gram
-          Aquadest         : 100 – 3 = 97 gram ∞ 97 mL

E.     ALAT DAN BAHAN
*      ALAT
1.      Batang pengaduk
2.      Botol 100 g
3.      Corong
4.      Erlenmeyer
5.      Gelas kimia 100 mL
6.      Hot plate
7.      Kertas perkamen
8.      Kertas saring
9.      Sendok tanduk
10.  Timbangan kasar
*      BAHAN
1.      Aquadest
2.      Asam borat 3 g (acidum boricum)

F.      CARA KERJA
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Setarakan timbangan
3.      Tara Erlenmeyer atau gelas arloji
4.      Timbang Asam borat 3 gram, masukkan dalam gelas kimia, tambahkan aquadest ± 60 mL lalu panaskan diatas hot plate hingga larut, kemudian dinginkan
5.      Tambahkan sisa aquadest ad 100 g
6.      Disaring dengan kertas saring melalui corong kedalam botol
7.      Dilakukan penyaringan sebanyak 2 kali
8.      Beri etiket biru


G.    WADAH
-          Botol 100 g

H.    ETIKET BIRU
Apotek Bina Husada Kendari
Jln. Asrama Haji no.17 Telp. 0401 319093
Apoteker  : Tantri
SIK           : F.11.113

No                     :  01                                    Tgl : 24-03-2012 
Nama                :  Rindi
Aturan Pakai   :   3 x 1 sehari      
                                 Untuk kompres kaki

Obat Luar







A.    RESEP SOLUTIO CHAMPORAE












B.     KELENGKAPAN RESEP














            Keterangan :
·         R/        : Recipe           : Ambillah
·         S          : Signa             : Tandai
·         Pro       : Propere          : Untuk


C.     URAIAN BAHAN
Sol. Camphorae spirituosa (FMS Hal. 37)
Komposisi : camphorae                       10
                    Spiritus dillitus ad           100

1.      CAMPHORA ( FI.Edisi III Hal.130 )
Nama resmi           : CAMPHORA
Nama sinonim       : Kamper
Rumus molekul     : C10H16O
Berat molekul          : 152,24
Rumus bangun      :                      CH3 
                                                                                   
                                                                            O                                        










          CH3-C-CH3






                                                   1,7,7 – trimetil – bisiklo [ 2,2,1] – heptan – 2 - on  
Pemerian                :  Hablur butir atau massa hablur; tidak berwarna  atau putih; bau khas; tajam; rasa pedas dan  aromatic
Kelarutan               :  Larut dalam 700 bagian air,dalam 1 bagian etanol (95%)p, dalam 0,25 bagian kloroform p, sangat mudah larut dalam eter p,  mudah larut dalam minyak lemak.
Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk
K/P                        :  Antiiritan (obat yang digunakan untuk mengobati iritasi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri atau bahan kimia)

2.      SPIRITUS (FI.Edisi III Hal.66)
Nama resmi            : AETHANOLUM DILUTUM
Nama sinonim        : Etanol encer
Pemerian                :  Cairan bening, mudah menguap dan mudah bergerak; tidak berwarna;bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap
K/P                        : Zat tambahan

D.    PERHITUNGAN BAHAN
a.       Perhitungan bahan
-          Kamfer                  :   x 25= 2,5 gram   
-          Spiritus                  :  x 25= 25 gram   
:  25 – 2,5 = 22,5 gram


§  Mengubah pelarut non aquadest:
BJ Alkohol            = 0,8860 – 0,8883
=   =  0,88715

§  Alkohol 70 %        =       =          = 25,36 mL
b.      Perhitungan pengenceran alkohol 70%
§  V1   x  %1              = V2 x  %2
            25,36 x 70 %               = V2 x   96 %
                        1771                = V2 x 96
                         V2                  =  
= 18,49 mL =18,5 mL
Sisa etanol 96%           = 18,5 mL – 5 Ml = 13,5 mL
§  Aqua yang digunakan      
V. Alkohol 70%    -  V . Alkohol 96%
=    25,36 mL         -       18,5 mL 
=   6,86 mL

E.     ALAT  DAN BAHAN
*      ALAT
1.      Batang pengaduk
2.      Botol 25 g
3.      Erlenmeyer
4.      Kaca arloji
5.      Kertas perkamen
6.      Sendok tanduk
7.      Timbangan kasar

*    BAHAN
1.      Aquadest
2.      Camphora
3.      Etanol 96 %

F.      CARA KERJA
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Setarakan timbangan
3.      Tara botol 25 gram
4.      Timbang kamfer dikaca arloji 2,5 gram, masukkan dalam Erlenmeyer tertutup.
5.      Larutkan dengan ± 5 mL spiritus 96 %,kocok hingga larut
6.      Tambahkan larutan tersebut dengan sisa etanol 96% 13,5 mL
7.      Cukupkan volumenya dengan aquadest sedikit demi sedikit hingga 25 gram
8.      Masukkan dalam botol
9.      Beri etiket biru


G.    WADAH
-          Botol 25 g

H.    ETIKET BIRU
Apotek Bina Husada Kendari
Jln. Asrama Haji no.17 Telp. 0401 319093
Apoteker  : Tantri
SIK           : F.11.113

No                     :  02                                    Tgl : 24-03-2012 
Nama                :  Tn. Wahyu
Aturan Pakai   :   3 x 1 sehari      
                                 Untuk mengobati lecet

Obat Luar











Tidak ada komentar:

Posting Komentar